Soal dan Jawaban pH Larutan Asam dan Basa


Soal dan jawaban cara menentukan hasil perhitungan menentukan derajad keasaman, pH suatu larutan asam dan larutan basa. Soal ini berlaku pada larutan asam kuat dan basa kuat, juga asam dan basa lemah.

  1. Tentukan harga pH larutan 0,01 M HCl
    Jawab
    HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
    [H+] = [HCl] = 0,001 M = 10-2 M
    pH = -log [H+]
    pH = -log 10-2
    Jadi pH larutan = 2
  2. Berapa pH larutan 0,05 M H2SO4 ?
    Jawab
    H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)
    Dari persamaan reaksi
    [H+] = 2 x [H2SO4]
    [H+] = 2 x 0,005 = 0,1 M = 10-1 M
    pH = -log [H+]
    pH = -log 10-1
    pH = 1
  3. Berapa [H+] dalam larutan HNO3 yang pHnya 2 ?
    Jawab
    HNO3(aq) → H+(aq) + NO3-(aq)
    pH = -log [H+]
    2 = -log [H+]
    log [H+] = -2
    log [H+] = log 10-2
    [H+] = 10-2 = 0,01 M
  4. Tentukan pH larutan 0,01 M NaOH !
    Jawab
    NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
    [OH-] = [NaOH]
    [OH-] = 0,01 M = 10-2 M
    pOH = -log [OH-]
    pOH = -log 10-2
    pOH = 2
    pH = 14 – 2
    pH = 12
  5. Berapa [OH-] yang terdapat dalam larutan KOH yang pHnya 13 ?
    Jawab
    KOH(aq) → K+(aq) + OH-(aq)
    pH =  13
    pOH = 14 – 13 = 1
    pOH = -log [OH-]
    1 = -log [OH-]
    log [OH-] = -1
    log [OH-] = log 10-1
    [OH-] = 10-1 = 0,1 M
  6. Tentukan pH larutan CH3COOH 0,1 M jika Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5 !
    Jawab
    Ca = [CH3COOH] = 0,1 M = 10-1 M
    [H+] = √(Ka.Ca
    pH = - log [H+]
    pH = - log 1,34.10-3
    pH = 3 – log 1,34
    pH = 3 – 0,137
    pH = 2,873
  7. Berapa pH larutan amonia 0,1 M yang tetapan ionisasinya 1,7.10-5 ?
    Jawab
    NH3(g) + H2O(l) ⇄ NH4+(aq) + OH-(aq)
    Cb = [NH3] = 0,1 M = 10-1 M
    pOH = - log [OH-]
    pOH = - loh 1,3 . 10-3
    pOH = 3 – log 1,3
    pOH = 3 – 0,114
    pOH = 2,886
    pH = 14 – pOH
    pH = 14 – 2,886
    pH = 11,114


Share:

Haloalkana

 


Haloalkana adalah senyawa turunan alkana yang satu atau lebih atom H-nya diganti oleh atom halogen. Untuk haloalkana disebut juga alkilhalida.

Rumus umum : CnH2n+1-X atau R - X

dimana

R : gugus alkil

X : unsur halogen (F, Cl, Br, I)

1.  Tatanama Haloalkana

Pemberian nama pada halo alkana disesuaikan dengan aturan IUPAC. Menurut cara ini haloalkana dianggap sebagai turunan alkana, sedangkan atom halogen dianggap sebagai gugus pengganti.

Yang harus diperhatikan pada pemberian nama haloalka adalah sebagai berikut.

 

a.     Rantai induk dipilih rantai terpanjang yang mengandung atom halogen

b.     Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai sedemikian sehingga posisi atom halogen mendapat nomor terkecil

c.     Jika halogen yang sama lebih dari satu maka diberi awalan untuk:

2 dengan di

3 dengan tri

4 dengan tetra

d.     Jika terdapat lebih dari sejenis halogen maka prioritas penomoran berdasarkan halogen yang lebiih reaksif, yaitu dalam urutan: F-Cl-Br-I

e.     Penulisan halogen disusun menurut urutan abjad yang didasarkan pada nama IUPAC

Misalnya : kloro berasal dari chloro, berarti bermula dengan huruf c

f.      Khusus untuk monohaloalkana yang mempunyai nama lazim alkilhalida, dianggap sebagai turunan HX, maka pada penamaan alkilhalida, atom H-nya diganti oleh gugus alkil.

Contoh


  


2.   Pembuatan Haloalkana

Haloalkana dapat dibuat dari bahan dasar alkana atau alkena melalui reaksi substitusi atau reaksi adisi.

1)    Reaksi substitusi

Reaksi penggantian atom H dari alkana dengan atom halogen dengan bantuan sinar ultraviolet (UV) menghasilkan campuran dari mono, di, tri, dan seterusnya polialkana.

Jika dalam alkana terdapat atom C primer atom C skunder, atau atom C tersier maka atom H yang akan disubstitusi adalah atom H yang terikat paling lemah. Urutan kekuatan ikatan atom H dengan atom C adalah sebagai berikut.

C tersier < C skunder < C primer

 Contoh

Metana

Semua atom H pada metana terikat pada atom C primer maka reaksi substitusi terjadi pada semua atom H yang terikat pada atom C primer

CH4 + Cl2  CH3Cl + HCl

CH3Cl + Cl2 CH2Cl2 + HCl

CH2Cl2 + Cl CHCl3 + HCl

CHCl3 + Cl2 CCl4 + HCl

 Etana

Semua atom H pada etana terikat pada atom C primer maka reaksi substitusi terjadi pada semua atom H yang terikat pada salah satu atom C primer.

CH3-CH3 + Cl CH3-CH2Cl + HCl

CH3-CH2Cl + Cl2 CH3-CHCl2 + HCl

CH3-CHCl2 + Cl2 CH3-CCl3 + HCl

 

Propana

Propana mempunyai atom C primer dan atom C skunder maka atom H yang disubstitusi adalah atom H yang terikat pada atom C sekunder.

CH3-CH2-CH3 + Cl2 CH3-CHCl-CH3 + HCl



2-metil propana

2-metil propana mempunyai atom C primer dan atom C tersier maka atom H yang akan disubstitusi adalah atom Hyang terikat pada atom C tersier.


2-metil butana

2-metil butana mempunyai atom C primer, atom C sekunder, dan atom C tersier maka atom H yang akan disubstitusi adalah atom H yang terikat pada atom C tersier.




2)    Reaksi adisi

Reaksi adisi alkena oleh senyawa hidrogen halida (HX) atau senyawa halogen (X2) menghasilkan monohaloalkana atau dihaloalkana.


.

3.   Penggunaan Haloalkana

Haloalkana mempnyai banyak kegunaan di samping kerugiannya.

a.     Kloroform (CHCl3)

Sifat-sifat         : suatu zat cair yang tidak berwarna, berbau sedap, dan bersifat membius.

Penggunaan     : sebagai pelarut lemak (minyak) dan sebagai obat bius atau pemati rasa (anestesi) yang kuat.

Kerugian          : dapat mengganggu hati shingga sekarang diganti dengan obat anestesi lain, misalnya 2-bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana (CF3-CHClBr), yang terkenal dengan nama halotan.

b.     Iodoform (CHI3)

Sifat-sifat         : merupakan zat cair berwarna kuning dan berbau khas.

Penggunaan     : sebagai antiseptik pada luka

Kerugian          : bau yang tidak enak dan beracun sehingga tidak digunakan lagi.

c.     Kloroetana (C2H5Cl)

Sifat-sifat         : merupakan suatu gas

Penggunaan     : sebagai anestesi lokal (pemati rasa nyeri lokal), misalnya digunakan oleh pemain sepak bola untuk menyemprot daerah yang sakit.

d.     Karbon tetraklorida (CCl4)

Sifat-sifat         : merupakan zat cair yang tidak berwarna dan tidak dapat terbakar

Penggunaan     : sebagai pelarut lemak yang baik, untuk membuat senyawa fluorin; untuk pencucian kering (dry cleaning), sebagai alat pemadam kebakaran, tetapi pada api yang bear CCl4 dapat beraksi dengan uap air membentuk fosgen (COCl2) suatu gas yang sangat beracun.

Kerugian          : pada penggunaan untuk pemadam kebakaran, bila api besar maka terbentuk fosgen yang beracun.

e.     Freon (dikloro difluoro metana; CCl2F2)

Sifat-sifat         : merupakan suatu zat yang tidak beracun, tidak, dan tidak dapat terbakar

Penggunaan     : sebagai pendorong pada produksi aerosol (propelan aerosol); sebagai zat pendingin (refrigerant) pada lemari es, AC dll

Kerugian          : dapat merusak ozon pada lapisan stratosfer sehingga sangat membahayakan lingkungan. Penggunaannya sudah banyak dikurangi dan akan segera dihentikan.

f.      Diklorodifenil trikloroetana (DDT)

Sifat-sifat         : merupakan zat yang sangat stabil dan tidak dapat diuraiakn oleh mikroorganisme.

Penggunaan     : sebagai insektisida

Kerugian          : limbah DDT dapat merusak lingkungan dan dapat masuk ke dalam rantai makanan

g.     Vinilklorida (CH2=CHCl)

Sifat-sifat         : merupakan suatu gas yang tidak berwarna

Penggunaan     : mempunyai efek anestetik, merupakan bahan bakar pada industri plastik dan karet sintetis, yaitu untuk membuat PVC (polivinilklorida) dengan cara polimerisasi vinilklorida.

Share:

Aluminium (Al)


Aluminium adalah elemen kimia dengan simbol Al dan nomor atom 13. Ini adalah logam yang ringan, lunak, dan memiliki warna perak. Aluminium merupakan elemen paling melimpah ketiga di kerak bumi, setelah oksigen dan silikon, dan merupakan logam paling melimpah. Karena beratnya yang ringan dan sifat-sifatnya yang tahan korosi, aluminium banyak digunakan dalam berbagai industri.

Aluminium merupakan unsur ketiga terbanyak pada kulit bumi sesudah oksigen dan silikon, sekaligus merupakan logam yang paling banyak dijumpai pada kulit bumi. Di alam aluminium terdapat dalam berbagai bentuk, antara lain:

Senyawa aluminosilikat

Senyawa aluminosilikat merupakan senyawa mineral yang mengandung aluminium, silikon, dan oksigen. Mineral ini tidak mempunyai nilai ekonomi karena sukar diolah.

Mineral yang merupakan sumber aluminium adalah:

1) Bauksit; Al2O3.nH2O

2) Kriolit, Na3ALF6

3) Veldspath, KalSi3O6

Pembuatan Aluminium

Proses pembuatan aluminium dikenal dengan proses Hall-Heroull, sesuai dengan n ama dua orang penemu muda, yaitu Charles Martin Hall di Amerika Serikat dan Paul Heroult di Prancis pada tahun 1886. Saat itu mereka berdua baru berusia 22 tahun. Pengolahan bijih bauksit menjadi aluminium terdiri atas dua tahap, yaitu:

Pemurnian

Tahap pemurnian bauksit untuk memperoleh alumina (Al2O3) murni yang akan dikenal dengan proses Bayer. Cara pemurnian bijih bauksit sebagai berikut

  • Bijih bauksit direaksikan dengan NaOH maka aluminium oksida (Al2O3) akan larut membentuk NaAl(OH)4, sedangkan zat-zat lain berupa pengotor, seperti SiO2, Fe2O3, dan TiO2 tidak larut.
    Al2O3(s) + 2 NaOH(aq) + 3 H2O(l) → 2 NaAl(OH)4(aq)
  • Kemudian pengotor dipisahkan dengan penyaringan filtrat yang mengandung NaAl(OH)4, diasamkan dengan mengalirkan gas karbon dioksida (CO2) sehingga terbentuk endapan Al(OH)3.
  • Larutan yang terbentuk disaring, endapan Al(OH)3 dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh alumina (Al2O3) murni (tidak berair).
    2Al(OH)3(s) → Al2O3(s) + 3 H2O(g)

Elektrolisis

Tahap peleburan alumina (Al2O3) untuk memperoleh aluminium (Al) murni dilakukan sesuai dengan proses Hall-Heroult. Cara peleburan alumina sebagai berikut.

  • Al2O3 murni yang diperoleh dari pemurnia bauksit segera dialirkan dalam kriolit (Na3AlF6) cair pada suhu kurang lebih 950oC (Al2O3 murni meleleh pada suhu kurang dari 2400oC sehingga tidak ekonomis, penambahan kriolit berfungsi untuk menurunkan titik leleh Al2O3).
  • Setelah diperoleh larutan Al2O3 di dalam kriolit cair, langsung dielektrolisis dengan menggunakan elektrode karbon (grafit).

elek Al

Aluminium yang terbentuk di katode berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah, kemudian dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk dicetak sebagai aluminium batangan (ingot). Pada anode terbentuk oksigen sehingga grafit pada anode terus-menerus bereaksi dengan oksigen yang terbentuk. Akibatnya, grafit pada anode lama-kelamaan habis bereaksi sehingga harus diganti dari waktu ke waktu.

Penggunaan aluminium

Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan, sebab

  1. Ringan dan tahan karat
    Aluminium tahan karat karena terbentuk lapisan oksida pada permukaan logam yang merupakan lapisan pelindung terhadap korosi berlanjut.
    Berdasarkan alasan ringan dan tahan karat maka aluminium banyak digunakan untuk:
    Alat-alat rumah tangga
    Alat keperluan bangunan (duraluminium), seperti kusen pintu, jendela, dan lapisan atap untuk mencegah kebocoran.
    Komponen kendaraan bermotor, Membuat badan pesawat terbang (magnalium), Kemasan berbagai produk makanan (aluminium foil)
  2. Bersifat konduktor
    Berdasarkan alasan ini, maka aluminium banyak digunakan untuk membuat kabel listrik.
  3. Sangat kuat
    Aluminium murni kurang kuat, tetapi bila dibuat aliase (paduan) dengan unsur logam lainnya maka aliase tersebut menjadi kuat, seperti magnalium, alnico, dan duraluminium
  4. Menghasilkan panas tinggi
    serbuk aluminium bila dicampurkan dengan serbuk besi (III) oksida (Fe2O3) akan menghasilkan panas yang tinggi (reaksi termit) sehingga dapat digunakan untuk melelehkan besi/baja pada proses pengelasan, misalnya untuk menyambung rel kereta api:
    2 Al + Fe2O3 → Al2O3 + 2 Fe + panas
    serbuk aluminium bila dipanaskan dalam O2 akan terbakar dengan mengeluarkan sinar yang sangat terang dan menghasilkan panas yang tinggi (reaksi eskoterm) sehingga Al banyak dipakai sebagai reduktor untuk mereduksi MnO2, CrO3 dan lain sebaginya (pada proses Goldschmidt).
    4 Al + 3 O2 → 2 Al2O3 + panas

Aluminium yang dipakai sebagai reduktor, bila telah terjadi reaksi (reaksi telah berjalan) maka reaksi tersebut tidak perlu dipanaskan lagi.

Aluminium dalam bentuk senyawa banyak digunakan , antara lain:

  • Tawas (aluin = K-Al-aluin)
    rumus kimianya : K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O
    digunakan pada proses penjernihan air, yaitu air keruh dapat dijernihkan dengan penambahan tawas sehingga terbentuk koloih Al(OH)3 yang mampu mengadsorpsi (mengikat) lumpur halus (koloidal), menggumpalkan, dan mengendapkan kotoran dalam air.
  • Aluminium oksida (alumina), Al2O3.

Alumina dibedakan atas:

  1. Gamma-alumina (γ-Al2O3)
    Digunakan untu pembuatan aluminium, pasta gigi, dan keperluan industri keramik, gelas, dan semen tahan air.
  2. Alpha alumina (∝-Al2O3)
    digunakan sebagai amplas dan gerinda (korundum), karena keras, pembuata bata tahan api.
  3. Veldspath (KAlSi3O8)
    Digunakan untuk pembuatan batu bata dan keramik
  4. Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
    Sebagai bahan proses pewarnaan kain dalam industri tekstil, menetralkan asam lambung.
  5. Aluminium klorida (AlCl3)
    Digunakan sebagai katalis pada pembuatan minyak pelumas (sintesa Friedel-Craft) dalalm reaksi kimia karbon.
Share:

Silikon (Si)


Silikon adalah polimer yang terdiri dari rantai silikon dan oksigen bergantian, dengan atom karbon dan hidrogen terikat pada atom silikon. Polimer ini dikenal dengan sifat-sifatnya yang unik seperti ketahanan terhadap suhu tinggi, fleksibilitas, resistensi terhadap air dan sebagian besar bahan kimia, serta isolasi listrik yang baik. Silikon digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk produk kesehatan, elektronik, bahan bangunan, peralatan dapur, dan banyak lagi. Produk silikon dapat berupa cairan, gel, atau padat, bergantung pada komposisi dan proses pembuatannya.

Silikon merupakan unsur kedua terbanyak pada kulit bumi sesudah oksigen. Unsur ini tidak terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam bentuk senyawa, terutama sebagai silika (SiO2), antara lain berbentuk pasir kuarsa, batu-batuan, agata (akik), opal, ametis, oniks, flint, dan sebagai garam silikat seperti granit, feldpath asbes, tanah liat, mika dan sebagainya.

Kelompok Mineral

Persentase pada Kulit Bumi

Struktur Khas

Rumus Kimia

Nama

Feldspath

49

kristal besar dalam 3 dimensi (seperti kotak)

KalSi2O8 atau K2O.Al2O3.6SiO2

NaAlSi2O8 atau Na2O.Al2O3.6SiO2

CaAl2Si2O8

Na4Al3Si3O12Cl

ortoklas

 

albit

 

anortit

sodalit

Kuarsa

20

Kristal besar dalam 3 dimensi (seperti kotak(

SiO2

silika

Amfibol atau piroksena

16

kristal besat dalam 1 dimensi (seperti rantai)

CaSiO3

Ca2Mg5Si8O22(OH)2

wolastonit termolit (asbes)

Mika

8

kristal besar dalam 2 dimensi (seperti lapisan)

KAl2Si3AlO10(OH)2

K2Li3Al4Si7O21OH(F)3

muskovit

lepidolit


Pembuatan silikon dapat dilakukan dengan cara mereduksi silika (SiO2) dengan karbon dalam suatu tanur listrik pada suhu sekitar 3000oC. SiO2(l) + C(s) → Si(l) + 2CO(g) Untuk memperoleh silikon ultra murni biasanya direaksikan dengan klorin sehingga menghasilkan silikon tetra klorida (SiCl4), suatu zat cair yang mudah menguap (titik didih =  58oC). Setelah itu, SiCl4 dimurnikan dengan destilasi bertingkat. Selanjutnya, SiCl4 direduksi dengan mengalirkan campuran uap SiCl4 dengan gas hidrogen (H2) melalui suatu tabung yang dipanaskan sehingga diperoleh silikon ultra murni. SiCl4(g) + H2(g) → Si(s) + 4 HCl(g) Silikon bersifat semikonduktor sehingga silikon digunakan sebagai bahan baku teknologi canggih seperti untuk  membuat transistor, kalkulator, mikrokomputer, dan sel surya.
Share:

Fosforus (P)

 

Fosforus di alam (kulit bumi) terdapat dalam bentuk senyawa, terutama sebagai fosfat. Sumber fosforus terpenting yaitu batuan fosfat (apatit dan fosforit), suatu bahan kompleks yang mengandung flourapatit (Ca3(PO4)2.CaF2). Senyawa Ca3(PO4)2 dipisahkan dari batuan fosfat, kemudian fosforus dibuat menurut proses Wöhler yaitu dengan memanaskan fosforit (Ca3(PO4)2) dengan pasir (SiO2) dan karbon dalam tanur listrik pada suhu kira-kira 1300°C.
2 Ca3(PO4)2(s) + SiO2(s) + 10 C(s) → 6CaSiO3(s) + 10 CO(g) + P4(g)
Fosforus yang terbentuk itu diembunkan dalam alat pendingin. Kemudian forforus cair yang terbentuk disaring dan disimpan di dalam air karena fosforus mudah terbakar.

Fosforus mempunyai dua bentuk alotropi (alotropi adalah keadaan suatu unsur yang mempunyai dua bentuk yang berbeda), yaitu fosforus putih dan fosforus merah. Perbedaan sifat kedua fosforus tersebut adalah sebagai berikut.

[su_table]

NoFosforus Putih Fosforus Merah
1

lebih reaktif dan mudah terbakar di udara.

P4 + 5O2 → P2O5

Oleh karena itu, fosfourus putih biasanya disimpan dalam air

tidak reaktif
2bersifat racunkurang bersifat racun
3 terbentuk dalam proses wohlerkurang bersifat racun terbentuk pada pemanasan fosforus putin
4terdiri atas molekul-molekul P4 yang ber- bentuk tetrahedronmerupakan polimer rantai dari P4
5dapat menyerap cahaya sehingga dalam keadaan gelap dapat memancarkan cahaya (fosforesensi)tidak dapat memancarkan cahaya pada keadaan gelap
6mudah menguap dan mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti benzena (C6H6) atau karbondisulfida (CS2)tidak larut dalam benzena dan CS2 (tidak larut dalam banyak pelarut)
7bersifat metastabil, artinya mudah berubah menjadi fosforus merah pada segala suhubersifat stabil
8melebur pada suhu 44°Cmelebur pada suhu 59oC

[/su_table]

Penggunaan Fosforus

Fosforus digunakan dalam berbagai keperluan, antara lain:

  1. Fosforus putih
    Fosforus putih banyak dipakai sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat, yang dapat digunakan dalam berbagai industri atau dalam laboratorium untuk membuat larutan penyangga.
  2. Fosforus merah
    Fosforus merah dicampur dengan pasir halus dan Sb2S3 digunakan sebagai bahan bidang gesek kotak korek api.
  3. Garam fosfat
    • Kalsium fosfat (Ca3(PO4)2)
      Kalsium fosfat banyak digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk fosfat, seperti TSP. Kalsium fosfat ini banyak terdapat dalam tulang dan berfungsi untuk mengeraskan tulang.
    • Natrium fosfat (Na3PO4)
      Natrium fosfat digunakan sebagai bahan tambahan pada pembuatan sabun atau deterjen. Di samping itu, Na2PO4; Na2HPO4; NaH2PO4 dan H3PO4 banyak digunakan di laboratorium untuk membuat larutan penyangga.
Share:

FEATURED

Recent Posts

Tayangan Halaman