Pemurnian logam adalah langkah kritis dalam menghilangkan kontaminan dan mineral lainnya dari bijih logam mentah. Metode pemurnian logam melibatkan berbagai teknik, seperti elektrolisis, pemisahan kimia, dan pemurnian termal. Dengan pemurnian yang tepat, logam-logam tersebut dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari industri otomotif hingga pembuatan peralatan elektronik. Proses ini berperan penting dalam mendukung industri modern yang membutuhkan logam-logam dengan tingkat kemurnian yang tinggi untuk memenuhi standar kualitas dan keamanan yang ketat.
Selain manfaatnya dalam industri, pemurnian logam juga memiliki dampak lingkungan yang signifikan, karena seringkali melibatkan penggunaan energi dan bahan kimia yang dapat merusak alam. Oleh karena itu, pengembangan teknologi pemurnian logam yang lebih efisien dan ramah lingkungan menjadi prioritas dalam upaya menjaga keseimbangan antara industri logam dan perlindungan lingkungan.
Contoh
Pemurnian Logam Tembaga
Untuk membuat kabel listrik diperlukan tembaga murni, sebab pengotor dapat
mengurangi konduktivitas tembaga. Akibatnya akan timbul banyak panas dan dapat
membahayakan pemakai.
Pada pemurnian logam tembaga, maka:
·
tembaga
kotor dijadikan anode
·
tembaga
murni dijadikan katode
·
larutan
elektrolit yang digunakan adalah larutan CuSO4
Reaksi :
CuSO4(aq) ® Cu2+(aq) + 2e
Katode : Cu2+(aq)
+ 2e ® Cu(s)
Anode :
Cu(s) ® Cu2+(aq)
+ 2e
Akhir : Cu(s) ® Cu(s)
Anode Katode
(Cu kotor)
(Cu murni)
Proses
Selama elektrolisis, tembaga dari anode terus-menerus dilarutkan kemudian
diendapkan pada katode (menunjukkan bahwa terjadi perpindahan dari anode ke
katode), sedangkan zat pengotor tembaga seperti perak, platina, emas, besi,
nikel, dan seng tetap pada anode, yaitu:
·
dengan
mengatur tegangan selama elektrolisis, logam perak, platina, dan emas yang
mempunyai potensial lebih positif daripada tembaga tidak larut, sehingga ketiga
logam tersebut akan terdapat pada lumpur anode.
·
besi,
nikel, dan seng yang mempunyai potensial elektrode lebih negatif dari pada
tembaga akan ikut larut. Akan tetapi, ion Fe2+ dan Zn2+
lebih sukar diendapkan, jadi tidak ikut mengendap di katode.
Penyepuhan/pelapisan Logam (Elektroplating)
Penyepuhan logam adalah suatu proses di mana lapisan tipis logam, seperti emas, perak, nikel, atau krom, ditempatkan di atas permukaan logam atau bahan lainnya untuk memberikan lapisan pelindung, estetika, atau sifat fungsional tertentu. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan penampilan dan ketahanan korosi logam dasar, atau bahkan untuk memberikan sifat konduktivitas listrik yang lebih baik. Penyepuhan logam biasanya dilakukan dengan metode elektroplating, electroless plating, atau plating kimia, yang melibatkan penggunaan elektrokimia atau kimia untuk mentransfer logam lapisan ke permukaan bahan dasar. Penyepuhan logam sering digunakan dalam pembuatan perhiasan, perlengkapan rumah tangga, industri otomotif, dan dalam berbagai aplikasi teknik dan manufaktur untuk meningkatkan tampilan dan kinerja produk.
Selain meningkatkan estetika dan perlindungan terhadap korosi, penyepuhan logam juga memiliki peran penting dalam industri elektronik dengan meningkatkan konduktivitas listrik pada komponen elektronik. Ini juga digunakan dalam pembuatan peralatan medis dan ilmiah untuk menciptakan permukaan yang tahan terhadap reaksi kimia dan memiliki karakteristik steril yang baik. Proses penyepuhan logam menjadi integral dalam berbagai sektor industri yang membutuhkan lapisan logam tambahan untuk menghadapi tantangan khusus dalam perubahan fungsi, penampilan, atau kinerja material logam dasar.
Penyepuhan (electroplating) bertujuan melindungi logam terhadap korosi atau untuk memperindah tampilan. Prinsip penyepuhan logam secara elektrolisis adalah sebagai berikut:
·
logam
yang akan disepuh dijadikan katode
·
logam
penyepuh sebagai anode
·
kedua
elektrode itu dicelupkan dalam larutan garam dari logam penyepuh.
contoh
1.
Penyepuhan
sendok besi (baja) dengan perak.
Penyepuhan sendok besi (baja) dengan perak menggukan
larutan perak nitrat.
·
sendok
digunakan sebagai katode
·
perak
murni sebagai anode
·
larutan
elektrolit yang digunakan adalah larutan AgNO3
Reaksi :
AgNO3(aq) ® Ag+(aq) + NO3-(aq)
Katode (Fe) : Ag+(aq)
+ e ® Ag(s)
Anode (Ag) : Ag(s)
® Ag+(aq)
+ e
Proses
Pada katode terjadi endapan perak, sedangkan anode perak
terus-menerus larut. Konsentrasi ion Ag+ dalam larutan tidak berubah.
2.
Penyepuhan
sendok besi (baja) dengan emas
Penyepuhan sendok besi (baja) dengan emas digunakan
larutan AgCl3.
Reaksi :
AuCl3(aq) ® Au3+(aq) + 3Cl-(aq)
Katode ( Fe) :
Au3+(aq) + 3e ® Au(s)
Anode (Au) :
Au(s) ® Au3+(aq) + 3e
Proses
Pada katode akan terjadi endapan emas, sedangkan anode
emas terus-menerus larut. Konsentrasi ion Au3+ dalam larutan tidak
berubah.
Pemisahan Logam dari Bijihnya (Electrowinning)
Pemisahan logam dari bijihnya adalah proses pemurnian
yang melibatkan ekstraksi dan isolasi logam-logam dari bijih mineral mentah.
Bijih mineral adalah bahan alam yang mengandung konsentrasi logam yang dapat
bervariasi. Proses ini penting karena logam dalam bijih seringkali terkandung
dalam campuran dengan berbagai mineral dan kontaminan lain yang tidak
diinginkan.
Ada berbagai metode yang digunakan untuk memisahkan logam
dari bijihnya, dan pilihan metode bergantung pada jenis bijih, komposisi
kimianya, serta tujuan pemisahan. Beberapa metode pemisahan melibatkan
penggunaan reaksi kimia, seperti pemurnian elektrolitik, sedangkan metode
lainnya melibatkan eksploitasi perbedaan sifat fisik atau kimia antara logam
dan mineral lainnya, seperti metode flotasi atau proses pengapungan. Pemisahan
logam dari bijihnya adalah langkah kunci dalam industri metalurgi untuk
menghasilkan logam dengan tingkat kemurnian yang tinggi, yang kemudian dapat
digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan manufaktur.
Proses pemisahan logam dari bijihnya juga memiliki
signifikansi ekonomis yang besar, karena membantu meningkatkan efisiensi sumber
daya alam dan memungkinkan pengolahan bijih mineral menjadi produk bernilai
tinggi. Selain itu, pemisahan logam juga dapat berkontribusi pada upaya
perlindungan lingkungan dengan mengurangi dampak ekstraksi bijih dan penggunaan
sumber daya alam. Dalam konteks penelitian dan eksplorasi mineral, pemisahan
logam dari bijihnya penting untuk mengevaluasi potensi ekonomi suatu deposit
mineral dan memahami sifat dan kualitas bijih yang ada.
Proses pemisahan logam dengan elektrolisis yang paling
penting adalah produksi aluminium. Cara memperoleh aluminium pada proses
elektrokimia yaitu dengan mereduksi aluminium (Al2O3)
dicampur dengan lelehan kreolit (Na3AlF3 = heksafluoro
aluminat) dan fluorpar (CaF2). Campuran tiga zat tersebut
menyebabkan titik leleh Al2O3 menjadi lebih rendah dan
akan menjadi bahan yang akan dielektrolisis.
Sel elektrolisis terdiri dari tangki besi yang dinding sebelah
dalamnya dilapisi karbon. Karbon ini digunakan katode. Anode terdiri dari
batang-batang karbon yang dirangkai.
Proses elektrolisis ini ditemukan oleh Hall
sehingga proses ini disebut proses Hall.
Reaksi : Al2O3(aq)
® Al3+(aq) + AlO33-(aq) .......
x 4
Katode : 4Al3+(aq)
+ 12e ® 4Al(l)
Anode : 4AlO33-(aq)
® 2Al2O3(aq) + 3O2(g) +
12e
Akhir : 2Al2O3(aq)
® 4Al(l) + 3O2(g)
Zat-zat yang dihasilkan pada elektrolisis antara lain:
a.
Cairan
logam aluminium (titil leleh 660,2oC) mengendap di dasar tangki dan
dialirkan keluar sebagai produk selama elektrolisis.
b.
Gas
oksigen (O2) yang terbentuk bereaksi dengan karbon di anode (pada
suhu yang memang memungkinkan) membentuk gas karbon monooksida (CO) atau
karbondioksida (CO2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar