Sistem Koloid

 

sistem koloid

Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh susu, keju, roti, mentega, awan, kabut, cat, dan masih banyak lagi. Coba amati lingkungan di sekitar Anda. Temukan contoh-contoh koloid yang ada di lingkungan Anda. Selanjutnya, buatlah lima pertanyaan terkait dengan hal-hal yang ingin Anda ketahui tentang koloid. Kemudian, Anda dapat mempelajari materi bab ini untuk mendapatkan jawabannya.

Jika suatu zat dicampurkan dengan zat lain, akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji jika dimasukkan ke dalam air panas akan membentuk sistem dispersi dengan air sebagai medium pendispersi dan tepung kanji disebut zat terdispersi / fase terdispersi.

Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu, larutan, koloid, dan suspensi. Secara sepintas, perbedaan antara suspensi kasar dengan larutan (sering disebut larutan sejati) akan tampak jelas dari homogenitasnya, tetapi antara larutan dengan koloid atau antara koloid dengan suspensi kasar akan sulit dibedakan.

1. Suspensi

Apakah yang dimaksud dengan suspensi? Suspensi merupakan sistem dispersi di mana partikel yang ukurannya relatif besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya, sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air. Dalam sistem dispersi tersebut, partikel-partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop dan bahkan dengan mata.

Suspensi merupakan sistem dispersi yang tidak stabil sehingga jika tidak diaduk terus-menerus akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Cepat lambatnya suspensi mengendap tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel zat terdispersi. Semakin besar ukuran partikel zat terdispersi, semakin cepat terjadinya proses pengendapan. Untuk memisahkan suspensi, dapat dilakukan dengan proses penyaringan (filtrasi). Oleh karena ukuran partikelnya besar, zat-zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring.

Endapan hasil reaksi berupa suspensi yang ukurannya sangat kecil sukar terpisah. Untuk mempercepat pemisahan, dapat dilakukan sentrifugasi dengan menggunakan alat sentrifugasi (alat pemutar dengan kecepatan tinggi).

2. Larutan 

Apakah yang dimaksud dengan larutan? Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi, walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).

Tingkatan ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan merupakan campuran yang homogen dan sukar dipisahkan dengan penyaringan atau alat sentrifugasi.

Oleh karena ukuran partikel zat terdispersi dengan medium pendispersinya hampir sama, sifat zat pendispersi dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi. Sebagai contoh, jika ke dalam air ditambahkan garam dapur, air akan membeku di bawah 0°C. Semakin banyak garam yang ditambahkan, semakin besar penurunan titik bekunya. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan sifat-sifat larutan.

3. Koloid

Koloid berasal dari kata "kolia" yang dalam bahasa Yunani berarti "lem". Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal, tetapi sukar mengalami difusi. Padahal, umumnya kristal mudah mengalami difusi. Oleh karena itu, zat semacam gelatin ini kemudian disebut dengan koloid. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil daripada suspensi.

Pada umumnya, koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm sampai dengan 100 nm. Beberapa koloid tampak jelas secara fisik, misalnya santan, susu, dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji yang encer dan agar-agar yang masih cair. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata, tetapi dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).

Beberapa koloid dapat terpisah jika didiamkan dalam waktu yang relatif lama meskipun tidak semuanya, misalnya koloid belerang dalam air dan santan. Beberapa koloid yang lain sukar terpisah, misalnya lem, cat, dan tinta. Apa perbedaan antara suspensi, koloid, dan larutan? Perbedaan secara umum antara suspensi, koloid, dan larutan.

Perbedaan umum antara sistem dispersi suspensi, koloid, dan larutan.

Perbedaan

Suspensi

Koloid

Larutan

Ukuran partikel

> 100 nm

1- 100 nm

< 100 nm

Penampilan fisik

Kerah, partikel terdispersi dapat diamati langsung dengan mata

Keruh - jernih, partikel terdispersi hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra

 

Jernih, partikel terdispersi tidak dapat diamati dengan dapat diamati dengan mikroskop ultra

Kestabilan (jika didiamkan)

Mudah terpisah (mengendap)

Sukar terpisah (relatif stabil)

Tidak terpisah (sangat stabil)

Cara pemisahan

 

Filtrasi (penyaringan)

Tidak dapat disaring

Tidak dapat disaring

Sistem dispersi koloid dapat terbentuk dari dispersi zat padat, cair, atau gas ke dalam medium pendispersi dalam fase padat, cair, atau gas. Gas yang terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan koloid. Sistem koloid diberi nama berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, misalnya koloid yang terjadi dari dispersi zat cair di dalam medium pendispersi cair disebut dengan emulsi.

Nama dan jenis koloid selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

Fase terdispersi

Medium pendispersi

Jenis (nama) koloid

Contoh

padat

padat

 

Sol padat

mutiara, kaca warna

cair

Emulsi padat

Keju, mentega

gas

Buih padat Sol

Batu apung, kerupuk

padat

cair

 

sol

Pati dalam air, cat, tinta

cair

emulsi

Susu, mayones, santan

gas

buih

Krim, pasta

padat

gas

aerosol padat

Debu, asap

cair

aerosol cair

Awan, kabut

Koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya santan, susu, es krim, debu, dan asap. Selain itu, roti, kue, dan agar-agar merupakan bahan makanan yang merupakan sistem koloid. Beberapa zat yang tidak dapat larut, agar stabil dibuat sebagai koloid, misalnya bahan kosmetik (lipstik, pembersih, dan minyak rambut). Obat-obatan yang sukar larut biasanya juga dibuat sebagai koloid, misalnya sirop, obat batuk dan minyak ikan.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FEATURED

Recent Posts

Tayangan Halaman