Entalpi merupakan suatu fungsi keadaan. Maksudnya, besar entalpi suatu reaksi tidak bergantung pada jalan yang ditempuh oleh reaktan untuk menuju produk. Misalnya, kita tinjau penguapan air pada titik didihnya. Proses pengubahan 1 mol air, H2O(l), menjadi 1 mol uap, H2O(g), pada suhu 100°C dan tekanan 1 atm memerlukan 41 kJ. Jadi, ∆H = +41 kJ.
Jika dituliskan, persamaannya adalah
sebagai berikut.
H2O(l) ® H2O(g) ∆H = +41 kJ
Persamaan reaksi yang dilengkapi dengan perubahan entalpi seperti di atas disebut persamaan termokimia. Dalam persamaan termokimia, koefisien reaksi dianggap menyatakan banyaknya mol reaktan dan produk. Berdasarkan persamaan di atas, 1 mol air diubah menjadi uap oleh kalor sebanyak 41 kJ.
Pengubahan 1 mol air menjadi uap akan selalu memerlukan energi dengan jumlah yang sama selama mengacu pada keadaan awal dan akhir yang sama. Tidak peduli bagaimana proses perubahan itu terjadi. Bahkan, besar energi itu tetap berlaku seandainya H,O diuraikan menjadi gas H, dan O, dan menggabungkannya kembali menjadi uap air. Perubahan entalpi secara keseluruhan tetap sama, yaitu +41 kJ. Jadi, suatu perubahan dapat dipandang sebagai hasil penjumlahan sederetan langkah. Hasil penjumlahan AH untuk proses keseluruhan adalah jumlah semua perubahan entalpi yang berlangsung selama proses. Pernyataan itu dikenal sebagai hukum penjumlahan kalor dari Hess (hukum Hess).
∆H1 = ∆H2 + ∆H3
Persamaan termokimia berperan sebagai alat untuk menjelaskan hukum Hess. Misalnya, persamaan termokimia untuk penguapan air yang dilakukan secara tak langsung.
H2O(l) ® H2(g) + ½ O2(g) ∆H =
+283 kJ
H2(g) + ½ O2(g)
® H2O(g) ∆H = -242 kJ
Tanda positif ∆H menunjukkan bahwa perubahan itu bersifat endoterm.
Koefisien pecahan diperbolehkan dalam persamaan termokimia. Hal itu disebabkan dalam persamaan termokimia koefisien ½ berarti ½ mol. Akan tetapi, dalam persamaan reaksi yang lain, koefisien pecahan dihindari karena tidak berarti dalam tingkat molekul.
Kedua persamaan di atas menyatakan bahwa 283 kJ diperlukan untuk menguraikan H2O(l) menjadi unsur-unsurnya dan 242 kJ dibebaskan untuk menghasilkan kembali 1 mol uap air. Jumlah seluruh perubahan entalpi (penguapan satu mol air) diperoleh dengan menjumlahkan dua persamaan di atas.
H2O(l) ® H2(g) + ½ O2(g) ∆H = +283 kJ
H2(g) + ½ O2(g)
® H2O(g) ∆H = -242 kJ
H2O(l) ® H2O(g) ∆H = +41 kJ
Agar lebih jelas, penjumlahan reaksi di atas dapat digambarkan secara grafik sebagai berikut.
Contohnya
1. Karbon dioksida dapat dibentuk
melalui dua cara berikut:
Cara I : C(s) + O2(g) ® CO2(g) ∆H = - 94 kkal
Cara II : C(s) + ½ O2(g) ® CO(g) ∆H = - 26 kkal (Tahap I)
CO(g)
+ ½ O2(g) ® CO2(g) ∆H
= - 68 kkal (Tahap II)
Buktikan bahwa persamaan reaksi tersebut sesuai dengan hukum Hess.
Jawaban:
Pada cara I, CO2 terbentuk
secara langsung dari pembakaran karbon.
Pada cara II, CO2
terbentuk melalui pembentukan CO terlebih dahulu.
Entalpi pembentukan CO2
merupakan penjumlahan dari kedua tahap yang dilalui, yaitu
C(s) + ½ O2(g) ® CO(g) ∆H = - 26 kkal (Tahap I)
CO(g) + ½ O2(g)
® CO2(g) ∆H = - 68 kkal (Tahap II)
C(s) + O2(g)
® CO(g) ∆H = - 94 kkal
Tampak dalam contoh di atas bahwa panas yang dilepaskan adalah sama untuk kedua cara pembentukan CO2. Berarti, persamaan reaksi di atas sesuai dengan hukum Hess
Perhatikan diagram tingkat energi reaksi sulfur dengan oksigen membentuk SO3, berikut.
Hitunglah berapa nilai .x.
Jawaban:
Dari diagram di atas, nilai x dapat
ditentukan dengan cara berikut.
(1) S(s) + 1 ½ O2(g) ® SO2(g) + ½ O2(g) ∆H = x kJ
(2) SO2(g)
+ ½ O2(g) ® SO3(g) ∆H
= - 100 kJ
S(s) + 1 ½ O2(g)
® SO3(g) ∆H
= - 398kJ
x = - 298 kJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar